Senin, 25 Februari 2008

kalo ikhwan nyari gebetan... upsss

STUDIA Edisi 291/Tahun ke-7

Ikhwan nyari gebetan? Gak salah nih? Eit, jangan su'udzon dulu ya. Meski panggilan ikhwan identik dengan cowok pengajian, mereka juga kan manusia. Sama seperti cowok
laen. Punya rasa punya hati dan nggak punya antivirus merah jambu. Itu artinya, ikhwan
juga bisa kepeleset jatuh hati ama pesona lawan jenisnya. Terutama pada kalangan cewek
pengajian yang biasa dijuluki akhwat. Soalnya mereka kan beraktivitas pada dunia yang sama. Dunia dakwah gitu, lho. Wajar dongs! Bedanya ama cowok laen, cowok pengajian mungkin lebih punya pertimbangan mateng untuk jatuh cintrong. Ciiee, sori bukan narsis lho. So, nyari gebetan di sini bukan berarti nyari gandengan yang bisa diajak kencan atau jalan berduaan. Tapi untuk diajak serius melabuhkan cintanya di jalan yang halal. Loving you, Merit yuk? Enak..enak.. enak..!

Nah, kali ini kita mo ngorek informasi dari temen-temen ikhwan seputar komentar tentang Liga Champions, eh tentang akhwat idaman mereka. Informasi berharga nih. Penasaran? Yuk!

Akhwat idaman di mata ikhwan ngobrolin soal akhwat nggak bisa lepas dari sikap, karakter, dan aktivitas dakwahnya yang dengan mudah tercium oleh ikhwan. Ada yang lincah kayak bola bekel, ada yang rame mirip Nirina Zubir, ada yang aktif banget sampe nggak terlalu mikirin penampilan yang seadanya, dan lain sebagainya. Pokoknya mah bervariasi banget deh. Tapi, seperti apa sih akhwat yang disukai ikhwan? Seorang teman dari negeri jiran, Hadi, via FS (Friendster) -nya ngasih komentar: "..perempuan yang aku suka adalah sejuk mata memandang dan terlihat keluhuran akhlaknya menjadi sumber ketenangan jiwa bila hati bergelora".

Kalo menurut `penkhianatyangtelahmusnah (pytm)' dalam YM(Yahoo Messenger)-nya, "yang jelas ngaji. Masalah pendiem, kalem, jaim, rame itu mah selera. Rame asyik dibawa ngobrol. Kalem asik kayak punya bidadari yang bisa diapain. Hahaha…"

Lain lagi pendapat Zubair, mahasiswa ITB (Kimia) 2002, akhwat yang disukainya adalah yang…."Pandai berkomunikasi dalam bentuk verbal, sehingga dengan modal dasar ini mudah-mudahan setiap masalah yang ada mampu dikomunikasikan dan diselesaikan dengan kepala dingin, bahkan jadi modal yg sangat cukup untuk dakwah".

Gimana dengan akhwat yang agak agre. Maksute, akhwat yang punya inisiatif berjuang setengah hidup nyari info tentang ikhwan idamannya. Walau diam-diam, tapi aktif tanya sana-sini-situ. Mungkin udah ngebet kali ye ama ikhwan incarannya en takut keburu dicantol ama yang laen. Hehehe….
`pytm' dan `javanehese2000' bilang saat chatting, akhwat agre bukan tipe yang disukainya. Lantaran khawatir timbul fitnah bin gosip yang nggak bisa dipertanggungjawabkan. Mereka lebih suka yang kalem. Akhwat banget, gitu lho. Rada pendiem en bisa jaim ditempat umum. Mungkin tipe-tipe akhwat yang nunggu diajuin proposal ama ikhwan gitu deh. Kayak mo tujuh belasan pake ngajuin proposal? Hihihi…

Tapi bagi Zubair, akhwat agre adalah tipe kesukaannya. "…karena kalo orangnya terlalu pendiem, kita nggak tau secara persis keadaan dia kayak gimana, kalo agresif alias ekspresif kan enak tuh, kalo ada masalah ketahuan jadi mungkin kita bisa bantu tolong." Dengan kata lain, doi nggak gitu nyetel ama akhwat yang kalem, "... soalnya kalo yang kalem susah ditebak isi hatinya". Oh ya, untuk tipe agresif meski nggak umum di kalangan akhwat, bukan berarti `cela' lho. Karena Siti Khadijah pun termasuk yang `agresif' hingga berani menawarkan diri kepada Muhammad bin Abdullah setelah terpikat oleh sifat dan karakter beliau.

Oke deh sobat, itu segelintir komentar temen-temen ikhwan tentang tipe akhwat yang disukainya. Yang pasti, mau yang agre ataupun kalem, semuanya sama baiknya selama sholehah. Tinggal pandai-pandainya kita aja mensikapinya. Dan yang nggak kalah pentingnya, akhwat yang bersangkutan suka juga ama kita. Biar nggak bertepuk sebelah tangan. Huehehe...

FBI= Female Bidikan Ikhwan
Sobat, dari komentar ikhwan-ikhwan yang kena todong STUDIA pas ditanya soal akhwat idaman, mereka nangkepnya lagi ditanya soal sosok yang bakal jadi istrinya. Geer banget kan? Tapi wajar aja sih kalo kegeeran, itu kan gejala normal seorang jomblo. Padahal untuk calon istri, mungkin lebih khusus lagi kriterianya. Kayak gimana sih? Menurut Anas, "Tipe yang Anas suka..tipe yang memang benar-benar pantas jadi istri. Simpel kan? Dia harus bisa jadi benteng pertama dari sisi apapun bagi anak-anaknya. .karena (mungkin) tugas suami adalah mencari nafkah (cenderung keluar).."
Kalo pendapat Zubair, "...Sopan, cukup ekspresif, pandai komunikasi, wajah lumayan cantik, kulitnya putih kalo bisa enn sabar. Bahkan kalo ada sih yang ilmu keislamannya baik + akhlaknya baik, jadi bisa ngingetin kita kalo salah..."
Namun kini, kondisi yang meminta kehadiran wanita di dunia kerja tak bisa dihindari. Ada aja akhwat yang sudah kerja di kantoran, menjadi buruh pabrik, atau pengen kerja meski udah merit. Gimana dengan akhwat model gini?
Kalo buat pytm, "..pengennyah sih punya istri tuh di rumah ajah. Meski bisa dongkrak ekonomi dalam negeri, tapi tetep ajah amanah di rumah lebih gede. Boleh kerja tapi di sekitar rumah. Ga boleh jauh. Trus yang ringan. Jadi guru TK ato apalah..."
Sobat, sosok FBI alias female bidikan ikhwan sepertinya nggak harus punya kelebihan secara fisik, status sosial, suku, status pendidikan, atau dandanan. But, nggak berarti cuek banget, hanya saja bukan prioritas. Itu aja kok. Nggak lebih.

Syakhsiyahmu yang kumau
Bagi bagi seorang ikhwan, mikir-mikir dulu kalo mau menominasikan lawan jenis yang cuma punya kelebihan di penampilan fisik sebagai idaman. Apa pasal? Pertama, penampilan fisik itu sifatnya sementara. Bakal habis bin pudar dimakan usia atau bisa rusak karena musibah. Kalo kita matok rasa suka bin cinta cuma lantaran fisik, siap-siap aja kehilangan keindahan yang memikat kita itu. Nggak bener-bener cinta tuh kayaknya. Kedua, lawan jenis yang diidamkan bukan cuma untuk mengisi ruang khayal semata, jadi bahan gosipan di antara teman, atau buat nemenin ke kondangan. Lebih dari itu, akhwat idaman berarti seseorang yang ditargetkan untuk menjadi istri, ibu dari anak-anak, mitra dakwah, sekaligus seorang sahabat dekat yang mengingatkan kala khilaf dan memompa semangat kita saat dirundung musibah. Semua peran itu dilahirkan dari pemahaman Islam dan kedewasaan dalam bersikap pada diri seorang akhwat, bukan dari penampilan fisik. Catet tuh!
Kondisi ini mengingatkan kita pada sebuah hadits: "Tiga kunci kebahagiaan seorang laki-laki adalah istri shalilah yang jika dipandang membuatmu semakin sayang dan jika kamu pergi membuatmu merasa aman, dia bisa menjaga kehormatanmu, dirinya, dan hartamu; kendaraan yang baik yang bisa mengantar ke mana kamu pergi; dan rumah yang damai yang penuh kasih sayang." (M. Fauzhil Adhim, `Kupinang Engkau dengan Hamdallah')

Nah sobat, sepertinya kepribadian (syakhsiyah) seorang akhwat yang tercermin dalam caranya berpikir dan bersikap sesuai aturan Islam layak jadi ukuran standar bagi kaum Adam untuk memilih istri. Kalo emang bener mo ngebangun rumah tangga yang sakinah mawahdah, wa rohmah. Tapi bukan berarti kita ngelarang kamu pake pertimbangan fisik lho.
Silahkan aja kalo mo pake standar ideal: cantik, kaya, sholihah, dan mau ama kita. Tapi kalo kriteria itu nggak ada, cukup asal mau ama kita, sholihah, kaya dan cantik. Yeee...itu mah sama aja atuh! Ups! Maksute relakanlah predikat sholehah dari seorang wanita yang menerima cinta kita mengalahkan ego kita untuk dapetin yang cantik atau tajir. Yakin deh, selalu ada inner beauty dan kekayaan yang tak ternilai oleh materi pada diri seorang wanita sholehah (pengalaman nih ceritanya, huhuy!). Yes!
Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya semata, boleh jadi kecantikannya itu akan membawa kehancuran. Dan janganlah kalian menikahi wanita karena kekayaannya semata, boleh jadi kekayaannya itu akan menyebabkan kesombongan. Tapi nikahilah wanita itu karena agamanya, sesungguhnya budak wanita yang hitam lagi cacat, tetapi taat beragama adalah lebih baik (daripada wanita kaya dan cantik yang tidak taat beragama)." ( HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Jangan egois donk!
Allah swt berfirman:
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). .." (QS an-Nûr [24]: 26)
Dari ayat itu, Allah emang Maha Adil. Dia menjanjikan wanita yang baik untuk pria yang baik pula. Sebagaimana layaknya Aisyah r.a. menjadi istri Nabi saw. Pria yang tidak baik untuk wanita yang tidak baik pula. Itu berarti kalo pengen dapetin akhwat yang sholehah, kita juga kudu sholeh dong. Jangan cuma mikirin keinginan diri sendiri. Nggak adil tuh. Mengidamkan akhwat yang baik tapi kitanya sendiri jeblok. Karena kaum hawa juga berhak mendapatkan tipe-tipe primus alias pria mushola yang sholeh. Tul nggak sih?

Makanya kita jangan egois. Kita juga punya kewajiban yang sama seperti kaum Hawa untuk memoles kepribadian dan menghiasinya dengan akhlak Islam. Percaya deh, syakhsiyah Islam akan membantu kita untuk lebih bijak dalam mensikapi hidup. Kita jadi punya standar untuk berbuat atau menilai suatu perbuatan. Termasuk dalam memilih istri. Nggak asal nunjuk. Trus, di mana kita bisa dapetin syakhsiyah Islamiyah? Yang pasti, syakhsiyah Islam nggak dijual bebas di pinggiran jalan, klub malem, pub, atau diskotek. Tapi kita bisa dengan mudah dapetinnya di forum-forum pengajian. Yup, di tempat pengajian kita diperkenalkan lebih dalam dengan Islam dan aturan hidupnya yang sempurna dan cocok buat kita. Ini yang bisa menjadi benih tumbuhnya syakhsiyah Islamiyah. Perlu perawatan yang rutin dengan getol mengkaji Islam jika kita ingin pertumbuhannya sesuai dengan yang diharapkan. Dengan dibubuhi pupuk keikhlasan semata-mata ingin dapetin ridha Allah (bukan cuma pengen dapet calon istri solihah..ehm..), syaksiyah Islam akan mengantarkan kita pada predikat kemuliaan. Di hadapan manusia, dan yang menciptakan manusia. Bukankah ini yang kita harapkan?

So, jangan tunggu hari esok. Mari kita sama-sama menjadi bagian dari generasi anak ngaji (Ngaji Generation). Membentuk syakhsiyah pada diri kita dan menanamkan akhlakul karimah (akhlak yang mulia). Sekaligus memperkuat barisan perjuangan untuk memuliakan diri kita, Islam, dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Moga-moga Allah masukin kita dalam daftar orang-orang yang berhak dapetin pasangan hidup yang sholeh/sholehah. Maudong? Yuuuk!

... Ketika Dakwah Memanggil ...


                                                                                                                                                 for everyone



Kala seruan dakwah pertama kali memanggilku,

Ku sambut dengan gembira tanpa memahami bagaimana jalan yang akan ku lalui,

Ku hanya mengerti kalau ini hidayah

Dan ku teringat kata orang tuaku...

Hidayah tidak datang dengan mudah...

Ada kalanya kita harus bersusah payah mencarinya,

Dan jika ia telah datang maka jangan sia-siakan kesempatan itu

Dan itulah yang membuatku bahagia menerima seruan itu

Sekian lama perjalanan tarbiyah ini

Membuatku semakin mengerti bahwa dakwah merupakan jalan yang panjaaaaang

Lagi penuh onak dan duri

Namun, jalan ini lah yang telah begitu banyak mentarbiyahku, mendidikku

Lalu, apa yang dapat ku lakukan untuk jalan ini?

Pertanyaan inilah yang terus mengisi lorong hatiku

Hingga akhirnya ku tak mau tertinggal di jalan ini

Teringat ku pembicaraan dengan seorang ikhwah (saudara) yang menyampaikan fenomena banyaknya ikhwah (ikhwan dan akhwat) yang meninggalkan dakwah karena alasan pribadi,

Seorang koordinator departemen yang selalu menjawab sibuk study dan ujian ketika dihubungi anggotanya tentang suatu kegiatan

Seorang akhwat yang kemudian menghilang dari kancah dakwah ketika ia sudah (merasa) lulus dari kepengurusan,

Atau ikhwah yang lain yang juga menghilang karena malu ketika kena VMJ,

Atau masih banyak contoh yang lain yang sering hanya bisa membuat mulut kita berucap Astaghfirullahaladzim

Kembali hati ini bergetar ketika mendengar itu semua dan kembali ku mengadu kepada Kekasih-ku,

Jalan ini perlu orang yang tangguh

Mengapa kader yang sudah sedikit ini harus mengalami hal-hal itu juga??

Bagaimana dengan diriku yang hanya seorang kader yang lemah,

Tanpa memiliki potensi yang bisa ku kembangkan agar berguna untuk dakwah.

Bisakah aku bertahan jika semua ujian itu menimpaku??

Ku hanya memohon perlindungan kepada Kekasih-ku tericnta.

Kembali ku terenung dengan kata ustadz,

Kefuturan seorang kader bisa karena ketidak-tsiqohannya kepada jamaah atau karena godaan lawan jenis.

Teringat pula perkataan seorang ustadz, bahwa....

Sesungguhnya kefuturan seorang kader disebabkan karena ia terlalu memikirkan dirinya sendiri.

Kenyataannya, semua itu adalah benar.

Banyak kader yang futur dari aktifitas dakwahnya hanya karena ia memikirkan bagaimana studynya,

Bagaimana ujiannya,

Bagaimana dia yang di sana,

atau banyak bagaimana yang lainnya yang intinya semua adalah bagaimana dirinya.

Apakah itu salah???

Tidak, itu tidaklah salah

Karena itu semua juga amanah dan tanggung jawab kita.

Tapi tidakkah ia juga berfikir bagaimana study dan ujian anggotanya.

Mana amal jamaâi yang selama ini kita dengung-dengungkan.

Sesungguhnya itu semua tidaklah salah,

Karena aku juga gak suka melihat kader yang menyepelekan studynya karena sibuk dengan urusan organisasinya

Lalu apa yang salah???

Apa yang kita inginkan???

Kita begitu sering mengikuti kegiatan atau bahkan kita yang menjadi panitia kegiatan dengan tema Keprofesionalan Dai, Tawazun, Manajemen Waktu, Amal Jamai, Ukhuwah, dan tetek bengeknya.

Itu bukan hanya tema...

Kita juga sering mendapat materi-materi tersebut malah mungkin terlampau sering.

Tapi... adakah itu membekas dalam diri kita???

Adakah itu tercermin dalam kehidupan kita???

Jujurlah pada diri kita sendiri.

Pantaskah kita disebut kader dakwah??

Dimana ketawazunan kita dalam kehidupan???

Dimana amal jamai ketika kita tega mendzalimi ikhwah lain dengan tidak mmebantu ia dalam kerja-kerja kita.

Pantaskah kita dianggap lulus berbagai tingkatan marhalah, jika kita masih seperti itu???

Yah, kita tidak perlu menyalahkan orang lain ataupun diri kita sendiri

Karena itu hanya akan membuat penyakit di hati kita.

Sistem kita sudah begitu bagus walau mungkin belum sempurna,

Yang perlu kita lakukan hanya aplikasinya

Ku yakin ketika kita mau saling memahami, ketika kita mau bekerjasama tanpa mementingkan diri sendiri,

Kita pasti bisa mengerjakan semua ini tanpa ada amanah lain yang terkorbankan.

Cukup sudah, apa yang terjadi

Jika kita ingin kemenangan yang besar, saatnya kita bangkit

Jangan sampai kita terlena, karena amanah dakwah masih sangat panjang.

Jangan pernah memutuskan bahwa,

Alasan kita untuk tidak hadir syuro / untuk lainnya adalah syari

Sebelum kita minta pertimbangan ikhwah yang lain

Karena bagaimanapun kita hanya manusia yang sedikit banyak sifat egois dalam diri kita akan muncul.

Akhirnya ku berharap semoga ikhwah-ikhwah di jalan dakwah yang semakin banyak secara kuantitas akan diiringi dengan perbaikan kualitas.

Ku berharap semoga kita semua (termasuk diriku) akan sanggup berkata :

Bismillah, insya Allah ana siapa

Ketika seruan dakwah itu memanggil kapan dan dalam kondisi apapun kita.

Akhir kata.... semoga kemenangan besar akan kita peroleh.

Wallahualam bish-showab.

Taken from milis_kammi

Re-created & edited by : @ri'



Kamis, 21 Februari 2008

Seni menata hati

Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.

1. Aku Bukan Ancaman Bagimu

Kita tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain, terlebih kalau kita simak Rasulullah Saw. bersabda, "Muslim yang terbaik adalah muslim yang muslim lainnya selamat/merasa aman dari gangguan lisan dan tagannya." (HR. Bukhari)

Hindari penghinaan
Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, dan sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang selesai dengan penghinaan, mencela, merendahkan, yang ada adalah perasaan sakit hati serta rasa dendam.

Hindari ikut campur urusan pribadi
Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak ada manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik niscaya akan menimbulkan keberangan.

Hindari memotong pembicaraan
Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal, berbeda halnya bila uraian tuntas dan kemudian dikoreksi dengan cara yag arif, niscaya kita pun berkecenderungan menghargainya bahkan mungkin menerimanya. Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara yang terbak pada waktu yang tepat.

Hindari membandingkan
Jangan pernah dengan sengaja membandingkan jasa, kebaikan, penamplan, harta, kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya tidak berharga, rendah atau merasa terhina.

Jangan membela musuhnya, mencaci kawannya
Membela musuh maka dianggap bergabung dengan musuhnya, begitu pula mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya. Bersikaplah yang netral, sepanjang diri kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak, dan sadar bahwa untuk berubah harus siap menjalani proses dan tahapan.

Hindari merusak kebahagiannya
Bila seseorang sedang berbahagia, janganlah melakukan tindakan yang akan merusak kebahagiaanya. Misalkan ada seseorang yang merasa beruntung mendapatkan hadiah dari luar negeri, padahal kita tauh persis bahwa barang tersebut buatan dalam negeri, maka kita tak perlu menyampaikannya, biarlah dia berbahagia mendapatkan oleh-oleh tersebut.

Jangan mengungkit masa lalu
Apalagi jika yang diungkit adalah kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutupi.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kesalahan yang sangat ingin disembunyikannya, termasuk diri kita, maka jangan pernah usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal seperti ini sama denga mengajak bermusuhan.

Jangan mengambil haknya
Jangan pernah terpikir untuk menikmati hak orang lain, setiap gangguan terhadap hak seseorang akan menimbulkan asa tidak suka dan perlawanan yang tentu akan merusak hubungan.. Sepatutnya kita harus belajar menikmati hak kita, agar bermanfaat dan menjadi bahan kebahagiaan orang lain.

Hati-hati engan kemarahan
Bila anda marah, maka waspadalah karenan kemarahan yang tak terkendali biasanya menghasilkankata dan perilaku yang keji, yang sangat melukai, dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun. Kita harus mulai berlatih mengendalikan kemarahan sekuat tenaga dan tak usah sungkan untuk meminta maaf andai kata ucaan dirasakan berlebihan.

Jangan menertawakannya
Sebagian besar dari sikap menertawakan seseorang adalah karena kekurangannnya, baik sikap, penampilan, bentuk rupa, ucapan dan lain sebagainya, dan ingatlah bahwa tertawa yang tidak pada tempatnya serta berlebihan akan mengundang rasa sakit hati.

Hati-hati dengan penampilan, bau badan dan bau mulut
Tidak ada salahnya kita selalu mengontrol penampilan, bau badan atau mulut kita, karena penampilan atau bau badan yang tidak segar akan membuat orang lain merasa terusik kenyamanannya, dan cenderung ingin menghindari kita.

2. Aku menyenangkan bagimu

Wajah yang selalu cerah ceria
Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta". (Sunan Abu Dawud).

Senyum tulus
Rasulullah senantiasa tersenyum manis sekali dan ini sangat menyenangkan bagi siapapun yang menatapnya. Senyum adalah sedekah, senyuman yang tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun, senyum adalah nikmat Allah yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan. Senyum tidak dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh, dan orang yang busuk hati.

Kata-kata yang santun dan lembut
Pilihlah kata-kata yang paling sopan dengan dan sampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.

Senang menyapa dan mengucapkan salam
Upayakanlah kita selalu menjadi orang yang paling dahulu dalam menyapa dan mengucapkan salam. Jabatlah tagan kawan kita penuh dengan kehangatan dan lepaslah tangan sesudah diepaskan oleh orang lain, karena demikianlah yang dicontohkan Rasulullah.

Jangan lupa untuk menjawab salam dengan sempurna dan penuh perhatian.

Bersikap sangat sopan dan penuh penghormatan
Rsulullah jikalau berbincang dengan para sahabatnya selalu berusaha menghormati dengan cara duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika sahabatnya melucu, dan ikut merasa takjub ketika sahabatnya mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya sangat diutamakan oleh Rasulullah.

Senangkan perasaannya
Pujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga yang dipuji pun teringat akan asal muasal nikmat yang diraihnya, nyatakan terima kasih dan do’akan. Hal ini akan membuatnya merasa bahagia. Dan ingat jangan pernah kikir untuk berterima kasih.

Penampilan yang menyenangkan
Gunakanlah pakaian yang rapi, serasi dan harum. Menggunakan pakaian yang baik bukanlah tanda kesombongan, Allah Maha Indah dan menyukai keindahan, tentu saja dalam batas yang sesuai syariat yang disukai Allah.

Maafkan kesalahannya
Jadilah pemaaf yang lapang dan tulus terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain kepada kita, karena hal ini akan membuat bahagia dan senang siapapun yang pernah melakukan kekhilafan terhadap kita, dan tentu hal ini pun akan mengangkat citra kita dihatinya.

3. Aku Bermanfaat Bagimu

Keberuntungan kita bukanlah diukur dari apa yang kita dapatkan tapi dari nilai manfaat yang ada dari kehadiran kita, bukankah sebaik-baik di antara manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi hamba-hamba Allah lainnya.

Rajin bersilaturahmi
Silaturahmi secara berkala, penuh perhatian, kasih sayang dan ketulusan walaupun hanya beberapa saat, benar-benar akan memiliki kesan yang mendalam, apalagi jikalau membawa hadiah, insya Allah akan menumbuhkan kasih sayang.

Saling berkirim hadiah
Seperti yang telah diungkap sebelumnya bahwa saling memberi dan berkirim hadiah akan menumbuhkan kasih sayang. Jangan pernah takut miskin dengan memberikan sesuatu, karena Allah yang Maha Kaya telah menjanjikan ganjaran dan jaminan tak akan miskin bagi ahli sedekah yang tulus.

Tolong dengan apapun
Bersegeralah menolong dengan segala kemampuan, harta, tenaga, wakt atau setidaknya perhatian yang tulus, walau perhatian untuk mendengar keluh kesahnya.

Apabila tidak mampu, maka do’akanlah, dan percayalah bahwa kebaikan sekecil apapun akan diperhatikan dan dibalas dengan sempurna oleh Allah.

Sumbangan ilmu dan pengalaman
Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, kita harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang ada pada diri kita bisa menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain.

Insya Allah jikalau hidup kita penuh manfaat dengan tulus ikhlas maka, kebahagiaan dalam bergaul dengan siapapun akan tersa nikmat, karena tidak mengharapkan sesuatu dari orang melainkan kenikmatan kita adalah melakukan sesuatu untuk orang lain. Semata karena Allah Swt.